Pelaku Bullying Tetaplah Anak-anak Meski Mereka Bersalah


Saat tunjukkan jam 21. 00 WIB namun belumlah ada sinyal tanda kalau kontrol juga akan selesai. Kadang-kadang rintik hujan turun serta pada akhirnya pupus terikut angin. Yang tersisa cuma debu yang menebal di kulit.

Selang sebagian menit, sebagian ibu berbaju putih keluar. Ia cuma berujar kalau kontrol masih tetap juga akan lama.

" Isih suwe (masih tetap lama), " teriaknya sembari berlalu demikian saja.

Telah 12 jam berlalu. Sembilan anak aktor perundungan dengan kata lain bully di check di kantor Polsek Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat. Mereka datang dari enam sekolah yang berlainan di lokasi Jakarta. Yang lebih mengagetkan, dari ke-9 anak, lima salah satunya masih tetap berumur dibawah 12 th..

Kontrol telah berjalan mulai sejak jam 09 : 00 pagi. Beberapa orang mengenakan seragam juga masuk silih bertukar. Sebagian guru mengenakan seragam biru, ada juga yang berwarna coklat khaki. Balai Pemasyarakatan (Bapas) juga ikut dilibatkan.

Sebagian pria kenakan pakaian rapi juga keluar. Mereka terlihat repot dengan hp semasing termasuk juga Kanit Reskrim Polsek Metro Tanah Abang, Kompol Mustakim.

Sebagian menit lalu, satu mobil hitam parkir persis di halaman. Anak-anak juga keluar dari kantor polisi. Sambil tutup muka, mereka jalan bersama-sama lantas masuk ke mobil. Ada yang masih tetap kenakan pakaian seragam, ada pula yang cuma kenakan kaos serta celana seadanya.

Tidak ada paksaan. Mereka diam serta ikuti arahan. Sebagian orang, peluang orangtua mereka, cuma dapat diam serta pasrah. Tidak ada satu juga dari mereka yang ingin buka nada. Bahkan juga, seseorang ibu dengan kerudung krem terlihat menangis bersamaan berlalunya mobil hitam itu.

Rupanya, mereka juga akan dibawa ke Panti Sosial Marsudi Putra Handayani (PSMP Handayani), Bambu Apus, Jakarta Timur.

Menurut Kapolsek Metro Tanah Abang, AKBP Suwarno, hal semacam ini digerakkan sesuai sama perjanjian dalam sistem diversi atau sistem pengambilan ketentuan dengan melibatkan beberapa instansi sosial termasuk juga Bapas, P2TP2A (Pusat Service Terpadu Pemberdayaan Wanita serta Anak), KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), pengacara, sekolah, juga orangtua.

" Langkah penyidikan ini, tetaplah keputusannya mereka dibawa ke panti sosial. Malam hari ini segera dibawa, " kata Suwarno di Polsek Metro Tanah Abang, Selasa (18/7).

Mereka juga akan melakukan 'kehidupan baru' sepanjang tiga bulan di sarana punya Kemensos ini. Kepala PSMP Handayani, Neneng Heriyani menjelaskan, meski mesti tinggal di asrama punya pemerintah, pendidikan mereka akan tidak berhenti demikian saja. Disana, mereka tetaplah alami sistem belajar mengajar seperti anak sekolah.

" Meskipun mereka aktor, (mereka) tetaplah diperlakukan jadi anak, " imbuhnya.

Usaha rehabilitasi

Neneng menjelaskan panti sosial yang di pimpinnya mengatasi ABH atau anak yang bertemu dengan hukum, yaitu aktor, korban serta saksi.

" Kasusnya untuk aktor seperti pelecehan seksual, pembunuhan, pencurian, perkelahian. (Sedang) untuk korban seperti masalah pemerkosaan, eksploitasi ekonomi, penelantaran juga kekerasan pada anak, " kata Neneng waktu dihubungi lewat pesan singkat, Jumat (21/7).

Ia menyebutkan, sekarang ini anak-anak sekarang ini dalam keadaan baik. Mereka telah lewat bagian rehabilitasi diantaranya, kontrol psikologis, rekreatif seperti latihan menari serta melukis, kedisiplinan lewat Kursus Baris-Berbaris (PBB), olah raga, konseling dengan pekerja sosial, parenting skill, tuntunan fisik sosial mental, advokasi ke sekolah, therapy psikososial serta persiapan reintegrasi untuk kembali ke keluarga.

Neneng mengakui bahawa pantinya seringkali terima anak yang lakukan kekerasan dengan individu. Tetapi untuk berkelompok, memanglah baru kesempatan ini.

" Kami harap anak dapat beralih ke arah yang tambah baik hingga kelak kembali pada orangtua, " ucapnya.

Tidak cuma itu, Neneng juga menyebutkan pihaknya juga akan mengusahakan anak-anak ini peroleh haknya kembali, sebelumnya setelah mereka dinyatakan di keluarkan dari sekolah serta Kartu Jakarta Pandai (KJP) dicabut. Bila sekolah tidak terima mereka kembali, jadi Kemensos juga akan mengupayakan sekolah beda.

" Semoga pihak sekolah ingin terima kembali mereka. Karna kita mesti mengerti kalau sekolah itu yaitu hak basic yang paling perlu untuk anak, " tuturnya.

Momen perundungan tersebut jadi viral karena video yang diupload ke sosial media. Dalam video terlihat anak wanita dijambak serta dipaksa bersujud dimuka aktor.

Berdasarkan penjelasan polisi, pada Jumat (14/7) saat peristiwa, korban melapor ke polisi. Pada Sabtu serta Minggu pada akhirnya polisi lakukan pemerisaan pada korban serta olah TKP. Sampai pada Selasa, beberapa aktor di panggil untuk di check.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berikut 5 Cara Aman saat Anak Bermain dengan Anjing Pit Ball

Tips Menghadapi Anak yang Tiba-tiba Menjadi Pemurung

Cara Menyampaikan Instruksi Pada Anak